1.
Tatanan/kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum Sehat
Untuk tatanan pemukiman ,sarana dan prasarana umum sehat, telah
dilaksanakan beberapa
kegiatan terkait
dengan tatanan tersebut di atas antara lain :
a.
Monitoring /pembenahan/pembersihan
lokasi Adipura.
b.
Monitoring Kerja Bakti Setiap minggu.
c.
Monitoring pengelolaan
sampah melalui metode 3 R (Recycle, Reuce, Reduce) dan komposting pengelolaan sampah.
d.
Monitoring gerakan penghijauan
e.
Monitoring pembuatan Lubang Biopori
a.
Monitoring/pembenahan/pembersihan
Lokasi Bangun Praja (Adipura)
Kegiatan Bangun Praja (Adipura)
dilaksanakan setiap tahun, yang penilaiannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat
yaitu Kementrian Lingkungan Hidup. Hampir semua aspek yang dinilai antara lain
:
v Sarana
Perkantoran
v Sarana
Pendidikan
v Sarana
Perekonomian
v Sarana
Transportasi
Obyek Penilaian Bangun Praja yang
ada di Kecamatan Cengkareng dan telah dilakukan pembenahan antara lain :
v
Kantor Camat Cengkareng
v
Stasiun Rawa Buaya
v
Plaza de LUMINA
v
SDN 06 Pagi Duri
Kosambi
v
Bank Sampah RW.03 Duri Kosambi
v
Pertokoan TSI
v
Taman GOR Cengkareng Barat
v
Pasar Ganefo
v
Jalan Sumur Bor
v
Komp Dinas Kebersihan
v
Jalan Daan Mogot
v
SMP 132 Kel.Kedaung Kaliangke
v
RSUD Cengkareng
v
Pertokoan Puri Agung
v
Pertokoan Blok D Taman Palem
v
Selter Kamal 2
v
Kantor Lurah Kapuk
v
Puskesmas Kel Kapuk
Dalam rangka mendukung kegiatan
penilaian bangun praja dimaksud pihak Forkom Kecamatan Cengkareng telah bekerjasama
dengan unsur yang ada yaitu : Bapak
Camat Cengkareng , Kasi Pembangunan dan Lingkungan Hidup, LMK, RT/RW, PKK,
Formapel,Tokoh Masyarakat dan Pelaku Usaha yang secara bersama-sama melaksanakan penggerakan kepada
semua pihak untuk turut berperan aktif dalam kegiatan pengecatan, penghijauan
dan pembersihan lingkungan, agar mendapatkan penilaian yang baik.
Penilaian Bangun Praja yang
dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
dengan beberapa tahapan : Tahaap I (P-1), Tahap II (P-2) dan Tahap III
(P-3) ini artinya kita diberi kesempatan untuk memperbaiki apabila di Tahap I
ada kekurangan-kekurangan.
Keberhasilan Kota Sehat baik secara
administrasi maupun secara phisik sangat berpengaruh pada Penilaian Bangun
Praja di Wilayah Kecamatan Cengkareng, tentunya juga terhadap prestasi Kota
Administrasi Jakarta Barat di dalam memperoleh piala Adipura. Untuk itulah
bahwa perlunya meningkatkan kepedulian kepada program kota sehat ini.
b.
Monitoring
Kerja Bakti
Dalam Pelaksanaan Kerja Bakti ini Forum Komunikasi
Kelurahan Sehat Kecamatan Cengkareng turut membantu upaya penggerakan masyarakat
kelurahan setiap hari minggu , bergantian Lokasi
RW dan beberapa RT
di semua Kelurahan, sesuai dengan jadwal yang disampaikan. Rata –rata kerja bakti untuk tahun
2012 termonitor sebanyak 48 kali kerja bakti selama
tahun 2012
Monitoring kerja bakti ini diarahkan oleh Camat Cengkareng dan melibatkan Para Kasie internal
dan Sektoral , unsur
Forkom,Pokja Kelurahan,PKK, Unsur Formapel, RW, RT dan Karang Taruna,
serta masyarakat yang ada diwilayah lokasi kerja bakti.
Rata-rata masyarakat yang ikut kerja bakti setiap minggunya terpantau
antara 60 sampai 85 orang
Hasil kegiatan kerja bakti :
Ø Saluran air dan got menjadi lancar
Ø Jalan – jalan menjadi bersih
Ø Taman-taman tertata rapid an
segar
Ø Lingkungan
secara umum menjadi bersih.
Adapun jumlah sampah hasil kerja bakti di 6
kelurahan yang terangkut
berkisar antara 3-6
M3 setiap minggunya.
c.
Monitoring
Pengelolaan Sampah Metode 3 R (Recycle, Reuce, Reduce)
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan
sehari-hari atau proses alam yang berbentuk padat. Jika tidak dikelola dengan
baik semua tidak menyukai keberadaan sampah, karena disamping baunya yang mengganggu
pernafasan, sampah juga mampu menimbulkan bencana, dengan penumpukan di sungai,
sampah dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan mengakibatkan banjir.
Yang paling berbahaya adalah dampak
kesehatan yang ditimbulkan oleh sampah antara lain penyakit diare, kolera,
tifus, dbd, penyakit jamur dan penyakit kulit.
Untuk mengurangi volume sampah yang
ada, digunakan pengelolaan sampah dengan cara menggunakan kembali, mengurangi,
dan mendaur ulang sampah dari sumbernya
yang bisa dilakukan oleh siapa saja di lingkungan masyarakat, yang
dikenal dengan sebutan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Di beberapa lingkungan RW , dalam
pengelolaan sampah sudah cukup baik yaitu dengan cara Komposting dan Bank
Sampah. Sampah yang dihasilkan dari Rumah Tangga sudah di pilah-pilah, untuk
sampah basah jadi proses menjadi pupuk kompos sedangkan yang kering di jual ke
Bank Sampah.
Masyarakat sangat antusias sekali
dalam menangani sampah apalagi setelah adanya penyuluhan yang dilakukan oleh
beberapa LSM antara lain : PAMPEL, dsan ACT, disamping melaksanakan penyuluhan
pihak swasta ini juga memberikan bantuan berupa mesin alat pencacah. Dari hasil
pengolahan/pemilahan sampah yang telah dilakukan selama ini oleh masyarakat
telah menghasilkan :
1.
Pupuk Kompos
2.
Kerajinan Tangan
3.
Menjual barang-barang bekas
Untuk RW Binaan dan RW Unggulan
kegiatan pengolahan sampah diarahkan pada kegiaan daur ulang yang dapat
menghasilkan produk kerajinan tangan, sehingga diharapkan dapat memberikan
manfaat secara ekonomi bagi masyarakat. Kegiatan ini dibawah koordinasi Camat , Lurah dan Kasie Dinas terkait , PKK, Forum Kota Sehat dan Pokja
serta Pelaku Usaha.
d.
Monitoring
Gerakan Penghijauan
Gerakan penghijauan di lingkungan RW
diharapkan dapat mengatasi masalah kurang hijaunya lingkungan. Penghijauan dapat dilakukan dengan tanaman
dalam pot untuk lokasi yang sangat sempit, tetapi apabila mempunyai lahan yang
cukup maka tanaman pohon pelindung serta tanaman produktif dapat dilaksanakan.
Di beberapa RW telah ditanam berbagai macam pohon dalam pot, baik di
lingkungan warga maupun di rumah tangga.
Hal ini dilakukan mengingat lahan untuk menanam pohon baik pelindung maupun
produktif sudah sangat susah. Karena keterbatasan lahan maka potnisasi dilakukan.
Pemantauan dan pembinaan Gerakan Penghijauan ini dipimpin oleh Camat
, Kasi
terkait, Kasie
Dinas terkait ,PKK, Anggota Forkom,Pokja Kota Sehat, Formapel, Pelaku usaha, Organisasi Masyarakat, RW, RT dan Masyarakat yang ada
diwilayah tersebut.
Hasil Pantauan Gerakan Penghijauan tahun 2012 sbb:
1.
Pohon pelindung : ditanam sekitar 512
pohon di RW.03
dan RW.08 Kelurahan Duri Kosambi
2.
Pohon produktif :
ditanam ada sekitar 1500 pohon yang tersebar di rumah penduduk dan
halaman di RW.03 dan RW.08 Kel.Duri Kosambi.
e.
Monitor
pembuatan lobang biopori
Kegiatan pembuatan lubang resapan biopori bertujuan untuk mencegah terjadinya genangan
air dan sebagai penampung air tanah yang
semakin parah, serta mengurangi dampak genangan yang dapat bersarangnya
berbagai macam penyakit dan banjir.
Kecamatan Cengkareng memiliki lobang biopori sebanyak 45.970 lobang yang tersebar di seluruh wilayah 6
Kelurahan.
TABEL .II
JUMLAH
LUBANG BIOPORI
Tahun 2012
NO
|
Kelurahan
|
JUMLAH
|
1
|
Cengkareng
Barat
|
8.978
|
2
|
Cengkareng Timur
|
8.700
|
3
|
Kapuk
|
9.220
|
4
|
Kedaung Kaliangke
|
2.378
|
5
|
Rawa Buaya
|
8.300
|
6
|
Duri Kosambi
|
8.394
|
Jumlah
|
45.970
|
f.
Monitoring
program Green and Clean
Green
and Clean adalah Program Pemerintah sesuai dengan Instruksi Walikota Jakarta
Barat Nomor 135 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Lomba Jakarta Green and Clean.
Kegiatan
ini dilaksanakan dalam rangka mengikuti Lomba Jakarta Green and Clean tingkat
Kelurahan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Diperjalanan tahun 2012
pihak Kecamatan menunjuk Kelurahan Duri Kosambi untuk mengikuti Lomba Green and
Clean adalah yakni Rw.08 dan Rw.03.
Diusulkannya
lokasi tersebut karena memiliki sarana yang menunjang untuk mengikuti Lomba
Jakarta Green and Clean adalah :
1.
Lingkungan hijau ,
bersih dan asri
2.
Lubang Resapan
Biopori
3.
Pengolahan
Sampah/Bank Sampah/Komposting
4.
Pemanfaatan limbah
sampah/daur ulang
5.
Partisipasi
Masyarakat yang cukup tinggi
Hasil
Lomba Jakarta Gren and Clean Tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat adalah :
RW.03 Kelurahan Duri Kosambi Juara I Lomba Jakarta Green and Clean Tahun 2012.
g.
Monitoring
kegiatan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Indonesia merupakan Negara yang
banyak memiliki keanekaragaman hayati dimana terdapat lebih dari 30.000 jenis
tanaman yang tersebar di seluruh tanah air dan sekitar 9.888 spesies tanaman
berkhasiat sebagai obat, serta 300 spesies digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional oleh industry obat tradisional.
Pelaksanaan
kegiatan pemanfaatan hasil Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ini sangat bermanfaat
bagi masyarakat, dimana mereka hidup di alam yang memang dipenuhi oleh berbagai
macam tanaman yang bisa dijadikan obat alternatif. Oleh karena itu, kegiatan
ini di pandang perlu untuk terus dilaksanakan.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah
jenis tanaman obat-obatan yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Tanaman
ini apabila di kelola dengan baik dan
benar maka akan besar sekali manfaatnya, disamping untuk kesehatan ini ada juga
nilai ekonomisnya.
Dari pantauan tim Forkom Kecamatan
Cengkareng telah tercatat berbagai macam jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
yang telah ditanam di wilayah Duri Kosambi
yakni hampir 200 jenis yang ada antara lain :
·
Jahe Merah
·
Kunyit
·
Temulawak
·
Daun Encokan
·
Mengkudu
·
Kumis Kucing
·
Daun Dewa
·
Daun Jinten
·
Kaca Piring
·
Kapulaga dll
Kegiatan
penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) disamping dilaksanakan secara swadaya
oleh masyarakat, juga mendapat bantuan dari Sudin Pertanian dan Kehutanan Kota
Administrasi Jakarta Barat.
Penanaman
TOGA / Hatinya PKK di Wilayah kelurahan Duri Kosambii dilakukan oleh seluruh warga masyarakat dengan di
koordinasikan oleh : Camat , Seksi Dinas Pertanian Kec. Cengkareng, LMK, TP.
PKK, Forkom, Pokja Kota Sehat serta pihak RT/RW.
Prestasi yang di raih Juara Nasional Lomba
TOGA tingkat Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar